Rabu, 14 Desember 2011

FOTO PTK





Foto kegiatan pembelajaran menggunakan crosswords puzzle










Selasa, 29 November 2011

ARCS, LAPORAN PTK


PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA TEKS EXPOSITION MELALUI STRATEGI MOTIVASIONAL ARCS MENGGUNAKAN CROSSWORD PUZZLE PADA SISWA KELAS VIII.3 SMP NEGERI 1 SLAWI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Muflih Nurshiyam *)
ABSTRAK
PTK ini dilandasi permasalahan kurangnya keterampilan membaca teks exposition siswa kelas VIII.3 SMPN 1 Slawi. Hal tersebut dikarenakan kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran dan belum baiknya motivasi mereka. Strategi motivasional ARCS adalah model pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga komponen pembelajaran dapat meningkatkan perhatian peserta didik, lebih relevan dengan kebutuhan peserta didik,dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kepuasan peserta didik.Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsi peningkatan keterampilan membaca teks exposition , peningkatan kualitas pembelajarn,dan perubahan perilaku peserta ke arah positif setelah pelaksanaan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan dua tahap, yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil tes pratindakan, nilai rata-rata kelas 73,63 dengan 62,50% peserta didk tuntas KKM. Pada siklus I rata-rata kelas 78,02 dengan 75% peserta didik tuntas KKM. Pada siklus II, nilai rata-rata kelas 79,81 dan 79,17 peserta didik tuntas KKM. Peningkatan ini membuktikan keberhasilan pembelajaran membaca teks exposition melalui strategi motivasional ARCS menggunakan crosswords puzzle. Peningkatan ketrampilan membaca ini juga dibarengi dengan peningkatan kualitas pembelajaran dan perubahan perilaku peserta didik ke arah posistif.
Kata Kunci : membaca, teks exposition, strategi motivasional ARCS, crosswords puzzle
*) Guru Bahasa Inggris SMPN 1 Slawi Kabupaten Tegal
BAB I
PENDAHULUAN
1. Mm
1.1 Latar Belakang
Keterampilan membaca (reading) adalah salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam belajar bahasa Inggris, selain keterampilan menyimak (listening), bericara (speaking), dan menulis (writing). Salah satu keterampilan (skill) yang tertuang dalam Standar Kompetensi Lulusan adalah keterampilan membaca. Oleh karena itu, keterampilan membaca sa­ngat dibutuhkan peserta didik untuk dapat menyelesaikan pendidikannya di sekolah. Sebab jika keterampilan membaca rendah maka mereka akan meng­alami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal ujian yang salah satu aspeknya adalah membaca. Aspek membaca juga mempunyai persentase yang besar da­lam ujian nasional.
Sementara keterampilan membaca pada pserta didik kelas 8.3 smp Negeri 1 Slawi masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan, yaitu baru 62,50% peserta didik yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal 75. Nilai rara-rata kelas pun baru mencapai 73,63 masih kurang 1,37 dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Tingkat keaktifan peserta didik juga rendah. Hal itu dapat disimpulkan dari hasil pengamatan peneliti pada kondisi awal, yaitu tidak ada anak yang bertanya kepada guru atau teman meski pun guru telah memberikan kesempatan. Tidak bertanyanya peserta didik bukan berarti mereka sudah memahami materi pelajaran, karena faktanya ketika membahas teks banyak sekali kosa kata yang sulit bagi peserta didik. Ketika menjawab pertanyaan bacaan pun sebagian besar peserta didik tidak memahami beberapa pertanyaan yang harus dijawab.
Dalam hal keaktifan membuka atau mencari arti kata dilam kamus pun peserta didik membuka kamus hanya ketika diperintah oleh guru meski banyak kosa kata yang belum diketahui dan difahami maknanya oleh pesrta didik.
Tingkat kepuasan peserta didik pun belum begitu baik. Hal tersebut bisa dilihat dari ekspresi wajah mereka ketka mengikuti pelajaran dan pada saat mereka mengetahui hasil pengerjaan tugas dan ulangan. Peserta didik juga tidak kelihatan bergembira selama pembelajaran.
Antusiasme peserta dalam menjawab pertanyaan juga rendah. Setiap membahas hasil tugas, tidak ada peserta didik yang dengan suka rela menjawab pertanyaan dan menyampaikan pendapatnya. Sehingga guru harus selalu menunjuk peserta didik untuk menyampaikan jawaban mereka atas pertanyaan teks yang sedang dibahas.
Hal-hal tersebutlah yang menurut peneliti menjadi faktor penyebab rendahnya keterampilan membaca teks exposition peseta didik. Berdasarkan hasil angket yang disebarkan kepada peserta didik, komponen tugas yang diberikan ternyata kurang menarik,meski cukup relevan dengan kebutuhan peserta didik dan cukup membuat mereka percaya diri dan cukup puas mengerjakannya. Untuk komponen lain seperti media atau alat pembelajaran, dan kegiatannya sendiri belum bisa membuat peserta didik tertarik,merasa percaya diri dan puas dengan pencapaian hasil belajarnya.
Rendahnya keterampilan membaca pada kelas tersebut juga disebabkan oleh rendahnya penguasaan kosa kata dan motivasi belajar peseta didik yang ku­rang. Kesimpulan rendahnya motivasi tersebut diambil berdasarkan peng­amatan terhadap empat variabel motivasi menurut Visser dan Keller dalam Wena (2009), yaitu: (1) seberapa jauh perhatian peserta didik dalam mengikuti pelajaran; (2) seberapa jauh peserta didik merasakan ada keterkaitan atau relevansi isi pelajaran dengan kebutuhannya; (3) seberapa jauh peserta didik merasa yakin terhadap kemampuannya dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran; (4) seberapa jauh peserta didik merasa puas terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Hal tersebut juga terungkap dalam angket yang disebarkan setelah kegiatan pembelajarn pada prasiklus sebagai kondisi awal yang tertuang dalam tabel berikut :
Tabel 1. Tingkat Motivasi Peserta Didik Model ARCS Pada Pembelajaran Teks Exposition Sebelum Penerapan Strategi Motivasional ARCS Menggunakan Crosswords Puzzle
NO
ASPEK
SIKLUS
KET
PRA
1
Attention (Perhatian)
3.20
1,00 - 1,49 = tidak baik
2
Relevance (Relevansi)
3.17
1,50 - 2,49 = kurang baik
3
Confidence (Percaya Diri)
3.12
2,50 - 3,49 = cukup
4
Stisfaction (Kepuasan)
3.06
3,50 - 4,49 = baik
Rerata
3.14
4,50 - 5,00 = sangat baik
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan belum membuat perhatian, kepercayaan diri, dan kepuasan peserta didik dalam kondisi atau level baik. Pembelajaran tersebut juga belum mempunyai relevansi yang baik dengan kebutuhan peserta didik. Hal tersebut dapat disimpulkan dari skor perhatian yang hanya 3,20, relevansi 3,17, kepercaan diri 3,12 dan kepuasan 3,06. Keempat aspek tersebut masih berada pada tingkat cukup.
Sehubungan kondisi tersebut maka peneliti merasa perlu untuk meningkatkan keterampilan membaca (reading) peserta didik kelas VII.3 SMP 1 Slawi. Terlebih lagi materi kelas 8 yang dibahas adalah teks exposition yang dalam Standar Nasional Pendidikan merupakan materi SMA namun pada sekolah RSBI materi tersebut harus disampaikan di kelas VIII. Dengan demikian maka materi ini mempunyai tingkat kesulitan yang lebih.
Dalam upaya untuk meningkatkan kerteramapilan membaca (reading) digunakan Startegi Motivasional ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction). Peneliti memilih strategi ini karena strategi tersebut mengharuskan peneliti untuk mendesain semua komponen pembelajarn sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan perhatian, relevansi dengan kebutuhan, kepercaan diri, dan kepuasan peserta didik sehingga keterampilan membaca teks exposition peseta didik dapat ditingkatkan. Motivasi mempunyai pengaruh yang besar kepada pencapaian keterampilan membaca peserta didik. Variabel yang dapat diobservasi juga cukup jelas, yaitu perhatian (attention), relevansi (relevance), kepercayaan diri peserta didik (confidence), dan kepuasan (satisfaction).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Judawati,dkk.(2000) dalam Wena (2009:48) disimpulkan bahwa (1) penerapan strategi ARCS dapat meningkatkan motivasi belajar secara signifikan dalam mata kuliah Perencanaan Pembelajaran, dan (2) peningkatan motivasi belajar secara langsung dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Kemudian teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan game,dalam hal ini Crossword Puzzle. Namun demikian pada fase Whilst Reading Crossword puzzle yang digunakan telah dimodifikasi sehingga peserta didik terkadang harus mengisi Crossword puzzle bukan hanya dengan kata, tapi juga frasa, atau bahkan kalimat pendek. Dengan teknik ini diharapkan akan tercipta suasana yang berbeda dan menyenangkan bagi peserta didik dan meningkatkan motivasi mereka. Dengan motivasi belajar yang baik maka pada akhirnya mereka akan mencapai keterampilan membaca yang baik pula.
Untuk artikel ilmiah download pada Jurnal METODIKA disini. METODIKA adalah sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Dinas Pendikan Provinsi Jawa Tengah